-
Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19
2 Juli 2021
Baca Artikel -
Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?
20 Januari 2022
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember
15 Juni 2021
Baca Artikel -
Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin
29 Juni 2021
Baca Artikel
Pentingnya Dukungan Sosial Terhadap Penyintas COVID-19

Pandemi akibat penyakit coronavirus disease 19 atau biasa dikenal COVID-19 sudah berlangsung lebih dari setahun lamanya sejak ditemukan pertama kali di Wuhan, China. Virus ini menjadi ancaman kesehatan global setelah wabah SARS pada tahun 2003. Di Indonesia sendiri sudah 2 juta kasus yang ditemukan dan 1,8 juta diantaranya telah dinyatakan sembuh. Masyarakat sipil maupun tenaga kesehatan turut menjadi korban atas keganasan wabah COVID-19 ini. Hal ini tentu menuntut seluruh elemen masyarakat untuk semakin waspada dalam menjaga kesehatan. Selain tuntutan tersebut, terdapat pula ancaman sosial yang serius di kalangan masyarakat terutama bagi penyintas. Salah satu hal yang harus diperhatikan yaitu adanya stigma negatif terkait dengan COVID-19 ini. Tidak jarang masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19 akan menyembunyikan penyakit tersebut agar tidak didiskriminasi oleh lingkungan sekitarnya. Salah satu bentuk diskriminasi yang cukup sering dijumpai adalah dijauhi oleh masyarakat sekitar. Padahal adanya dukungan dari masyarakat sekitar menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh penderita selama menjalankan isolasi mandiri. Penting untuk kita dapat menghilangkan stigma tersebut dan memberikan dukungan sosial kepada penderita. Pentingnya dukungan sosial dibuktikan oleh sebuah survei yang dilakukan oleh Lapor COVID-19 Kelompok Peminatan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menyatakan bahwa 70,2% responden penyintas membutuhkan dukungan lewat tanya kabar. Penting bagi kita semua untuk bersama-sama memberikan dukungan sosial berupa kepedulian, perhatian, maupun bantuan kepada penyintas COVID-19.
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Kelompok S pada 7 Juni 2021 telah melangsungkan wawancara kepada seorang mahasiswa Universitas Jember yang pernah dinyatakan positif COVID-19. Berdasarkan keterangan yang disampaikan menyatakan bahwa selama menjalani proses pemulihan yang bersangkutan mendapat dukungan sosial yang baik dari kalangan keluarga, saudara, teman, serta lingkungan. Dukungan sosial yang diperoleh antara lain dukungan semangat dan berkabar dengan saudara dan teman, bantuan berupa makanan dan keperluan pokok sehari hari oleh sanak saudara. Dukungan sosial lainnya yang ditunjukkan oleh masyarakat sekitar lingkungan tersebut dengan dilakukannya penyemprotan disinfektan di sekitar area rumah penyintas. Selain itu, administrasi serta pelaporan mengenai kesehatan juga memperoleh penanganan yang cepat dari tenaga kesehatan, sehingga proses penyembuhan dapat berjalan dengan cepat. Berdasarkan keterangan penyintas, berkat penanganan yang baik, penyintas sudah dinyatakan sembuh hanya dalam 5 hari setelah dinyatakan positif COVID-19.
Hal lainnya yang turut mempercepat proses penyembuhan adalah aktivitas yang dilakukan selama menjalani isolasi mandiri. Rutinitas yang dapat dijalankan antara lain meminum vitamin, serta melakukan aktivitas positif di dalam rumah. Penerapan protokol kesehatan dan selalu menjaga kebersihan juga menjadi hal penting yang harus dilakukan untuk membantu proses penyembuhan selama isolasi mandiri dengan tujuan menghilangkan seluruh virus yang berada di lingkungan rumah. Kebersihan yang menjadi perhatian penting antara lain kebersihan permukaan yang sering disentuh secara berkala seperti telepon, meja, gagang pintu dan sebagainya.
Stigma negatif merupakan suatu hal yang sering muncul di tengah isu yang sedang ramai dibicarakan. Banyak penyintas yang akhirnya menyembunyikan penyakitnya untuk menghindari stigma negatif tersebut. Stigma yang ditimbulkan berupa sering memberikan rasa rendah diri sehingga hal ini menyebabkan orang-orang di sekitar menjauh dan tidak berkenan terlibat dalam membantu proses penyembuhan. Lebih lanjut, stigma tersebut terkadang diteruskan walaupun telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 sekalipun. Adapun berdasarkan keterangan narasumber bahwa selama dinyatakan positif tidak ditemukan atau menimbulkan stigma negatif yang beredar di masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat telah memahami betul bagaimana menanggapi atau merespon upaya penanganan terhadap penyintas COVID-19 dengan baik. Masyarakat sadar untuk dapat menjaga diri dengan baik tanpa membatasi diri bahkan menjauhi penyintas serta tidak berpikiran buruk yang dapat menimbulkan stigma negatif terhadap penyintas. Pandemi COVID-19 memang perlu diperhatikan secara serius dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kesehatan dengan baik, namun juga tidak melupakan bahwa kita sebagai makhluk sosial juga harus turut membantu sesama seperti memberikan dukungan sosial baik secara materil maupun moril.
Penulis :
Bagus Prasetyo
Kelompok Pojok Covid S
TTDKBC
Sumber informasi
Hasil Wawancara
Rahmawati Z., Nugrahaningrum G. A., Wijayaningsih A., Yuwono S. 2021. Social Support for Families Tested Positive for Covid-19: Dukungan Sosial Pada Keluarga yang Divonis Positif Covid-19. Proceding Inter-Islamic University Conference on Psychology Articles. Vol 1 No 1.
halodoc.com Positif COVID-19, Apa yang Harus Dilakukan?
Terbit tanggal
17 Juli 2021
Covid
Bagikan ke lainnya
Artikel Lainnya