Tempat ibadah merupakan ruang publik krusial yang keberadaannya dapat di temui di berbagai tempat di Indonesia. Tidak terkecuali di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Dalam hal ini tempat ibadah di lingkungan FISIP UNEJ adalah musholla. Sebagai tempat ibadah, musholla memiliki banyak pengunjung sepanjang hari baik ketika waktu sholat wajib maupun bukan ketika waktu sholat wajib. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa musholla merupakan tempat yang ramai dikunjungi oleh orang.

Berhubungan dengan hal tersebut, di masa pandemi ini masyarakat dianjurkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan diantaranya adalah menghindari kerumunan dan menjaga jarak sehingga kesadaran masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan menjadi faktor utama dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Namun, meski kesadaran masing-masing orang menjadi faktor utama dalam keberhasilan penekanan tingkat penyebaran, juga tetap diperlukan fasilitas penunjang untuk mendukung lancarnya pelaksanaan protokol kesehatan. Oleh karena itu, kelompok 21 Relawan Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagapan Bencana COVID-19 Batch II Universitas Jember pada Hari Kamis, 20 Januari 2022 yang terdiri dari anggota Witri Indi Prihandisa, Nadya Gifary, Hanu Neda, dan Dhea Nanda, serta Giovanni Abdi Negoro sebagai ketua melakukan pengecekan fasilitas persiapan protokol kesehatan yang ada di musholla FISIP UNEJ. Upaya tersebut dilaksanakan guna memastikan bahwa fasilitas dalam menjalankan protokol kesehatan di musholla FISIP UNEJ telah tersedia.

Ruang musholla FISIP UNEJ di desain terbuka dengan pagar rendah yang mengelilingi tempat utama untuk beribadah sehigga dapat dikatakan bahwa sirkulasi udara dalam musholla sangat baik. Selain itu, telah terdapat tanda silang sebagai peringatan untuk menjaga jarak di seluruh lantai tempat ibadah.

Tersedianya fasilitas protokol kesehatan tidak akan optimal tanpa adanya perawatan kebersihan, oleh karena itu tim TDKBC kelompok 21 juga melaksanakan kegiatan desinfeksi musholla FISIP UNEJ sehingga musholla menjadi lebih steril dan dapat digunakan untuk beribadah dengan baik. Proses desinfeksi tersebut dilakukan pada baik bagian dalam maupun luar musholla.