Penyebab dan Gejala Hoarding Disorder yang Tak Disadari

Covidcare.id – Baru-baru ini ada video viral memperlihatkan kondisi satu kamar kos-kosan yang terdendam banjir. Hal tersebut diduga disebabkan oleh penghuninya yang mengidap hoarding disorder atau gangguan menimbun barang. Apa penyebab dan gejala hoarding disorder?

Berita video viral itu tengah ramai menjadi perbincangan warga TikTok, Instagram, dan X. Video viral itu pertama kali diunggah oleh akun TikTok @martasiahaan98. Video viral TikTok itu telah ditonton lebih dari 27 juta kali. ini memperlihatkan pemilik kos dan sejumlah orang, yang menyusuri koridor kos tergenang air.

Pemilik kos mencari sumber air yang membuat koridor kos banjir. Dan mereka mendapatkan satu kamar yang dalam kondisi sangat berantakan. Lantai kamar tersebut penuh dengan plastic yang tak jelas isinya, sedangkan sampah berserakan di seluruh tempat.

Kolom komentar unggahan itu pun ramai menyebut jika si penghuni kamar kos tersebut mengidap penyakit hoarding disorder. Warganet pun banyak yang mencari tahu pengertian hoarding disorder, apa saja penyebab dan gejala hoarding disorder yang banyak tak disadari oleh banyak orang.

Apa Itu Pengertian Hoarding Disorder?

Apa-Itu-Pengertian-Hoarding-Disorder.

Pengertian dari hoarding disorder adalah suatu perilaku seseorang yang gemar menimbun barang lantaran menganggap barang tersebu akan berguna di kemudian hari. Selain itu, orang yang mengidap hoarding disorder akan merasa barang tersebut mengingatkan pada peristiwa atau merasa aman saat di kelilingi benda itu.

Penderita hoarding disorder biasanya menyimpan banyak barang, seperti majalah atau koran, perlengkapan rumah tangga, hingga pakaian yang telah kotor dan rusak. Hal tersebut membuat tempat tinggal si penderita menjadi sempit, lantaran penuh dengan benda-benda yang ditimbun.

Apakah hoarding disorder bisa sembuh? Hoarding disorder ini terkadang dapat sulit diobati lantaran banyak penderita yang tak menyadari jika perilaku tersebut bermasalah. Kondisi tersebut kerap dialami oleh penderita gangguan kepribadian obsesif kompulsif.

Alasan mengapa penderita mulai menimbun barang tak sepenuhnya diketahui, namun dapat terkait dengan masalah kesehatan mental seperti gangguan psikotik, depresi berat, atau OCD. Penting untuk dapat membedakan antara “mengumpulkan” dan “penimbunan”.

Banyak orang yang mengoleksi barang-barang tertentu, namun perbedaannya ada di dalam cara barang-barang itu diatur. Jika mengoleksi biasanya tertata dengan baik, sedangkan penimbunan biasanya sangat tak terorganisir dan memakan banyak tempat. Orang yang mengidap hal ini akan sulit mengkategorikan atau mengatur item.

Selain itu, penderita hoarding disorder akan kesulitan untuk mengambil keputusan. Penderita juga cenderung sangat terikat dengan barang-barang tersebut dan enggan membiarkan orang lain untuk meminjam atau menyentuhnya. Gangguan ini dapat menjadi masalah sebab bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.

Penyebab Hoarding Disorder

Lantas apa yang menjadi penyebab seseorang mengidap hoarding disorder? Penyebabnya pun belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, ada berbagai factor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, seperti:

Mengalami kondisi gangguan mental, seperti skizofrenia, depresi, dan gangguan OCD atau obsesif kompulsif.

  • Besar di dalam keluarga yang tak mengajari cara memilih barang.
  • Mempunyai keluarga yang menderita hoarding disorder.
  • Pernah ditinggal oleh orang yang dicintai.
  • Pernah mengalami kesulitan dari segi ekonomi.
  • Pernah kehilangan harta benda yang diakibatkan bencana alam atau kebakaran.

Apa Saja Gejala Hoarding Disorder yang Tidak Disadari?

apa-saja-gejala-hoarding-disorder

Gejala awal pengidap hoarding disorder adalah mencari dan menyimpan barang dengan jumlah berlebihan. Penderitanya juga bisa menunjukkan tanda dan gejala seperti di bawah ini:

  • Sulit untuk membuang barang yang tidak diperlukan.
  • Merasa cemas saat hendak membuang barang yang tak dibutuhkan.
  • Sulit untuk mengambil keputusan.
  • Mencari benda lain di luar rumah agar dapat ditimbun.
  • Merasa tertekan ketika benda miliknya disentuh oleh orang lain.
  • Menyimpan barang hingga mengganggu fungsi ruangan di rumah.
  • Melarang orang lain untuk membersihkan rumah atau ruangannya.
  • Menjauhkan diri dari teman dan keluarga.

Selain barang, penderi ini juga dapat mengumpulkan hewan yang terlantar, akan tetapi tak mengurusnya dengan benar.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu atau orang terdekat terdapat gejala hoarding disorder, kapan harus dibawa ke dokter? Penderi hoarding disorder umumnya jarang untuk mau memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, si penderta merasa tak ada yang salah dengan perilakunya.

Jika orang terdekat sudah ada menunjukkan gejala seperti ini, harus segara dibawa ke dokter untuk konsultasi. Dokter akan melakukan pemeriksaan agar bisa memastikan diagnosis, lalu merekomendasika metode perawatan yang tepat untuk penderita.

Diagnosis Terkait Hoarding Disorder

Dokter akan menanyakan perihal riwayat kesehatan pasien dan kebiasaannya menyimpan atau memperoleh barang. Selain itu, kondisi pasien dan rumah ke orang terdekat pasien juga akan ditanya. Dokter akan menggunakan kriteria DSM-5 atau Diagnostic and Statictical Manual of Mental Disorders.

Berikut di bawah ini adalah kriteria hoarding disorder:

  • Kesulitan untuk membuang barang yang telah tak terpakai.
  • Keinginan untuk selalu menimbun atau menyimpan banyak benda.
  • Tempat tinggal penuh dengan benda yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
  • Barang yang ditimbun menimbulkan masalah di lingkungan sekitar, pekerjaan, dan hubungan sosial.
  • Kebiasaan itu tak terkait dengan gangguan kesehatan lainnya, seperti cedera otak.

Demikian penjelasan mengenai pengertian, penyebab, dan gejala hoarding disorder. Di mana kini tengah ramai menjadi perbincangan karena video viral TikTok yang memperlihatkan sebuah kamar kos menyimpan banyak barang.

Baca Juga: