VAKSIN COVID PADA ANAK, KENAPA TIDAK ?
Beranda > Artikel > VAKSIN COVID PADA ANAK, KENAPA TIDAK ?
bg-artikle

Vaksin COVID-19 merupakan salah satu bentuk upaya efektif untuk mengendalikan penyebaran dan keparahan penyakit akibat virus Corona. Saat ini vaksin virus corona tidak hanya diberikan kepada golongan usia dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Penelitian awal menunjukkan bahwa vaksin Pfizer memberikan kemajuran dan tolerabilitas dalam mencegah infeksi virus Corona pada anak-anak dengan usia diatas 12 tahun (Mevorach dkk., 2021). Selain itu, vaksin Sinovac untuk anak juga telah memiliki Emergency Use Autorization (EUA) dari BPOM. Kemudian, Indonesian Technically Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan kepada masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada anak usia dengan rentang usia 6 sampai 11 tahun (Kemkes, 2021). Akan tetapi, masyarakat Indonesia masih meragukan efektivitas dan keamanan vaksin COVID untuk usia anak-anak.

Sebenarnya, seberapa pentingnya vaksin COVID pada anak ?

Dan apa saja yang perlu kita ketahui tentang vaksin COVID pada anak ?

Menurut dokter Rizka Arifani, Sp. A dalam wawancara pada hari Rabu (16/12/2021), seberapa pentingnya vaksin COVID-19 pada anak sama dengan vaksin yang lainnya. Semua vaksin diciptakan karena pentingnya peran vaksin dalam mencegah suatu penyakit. Hal ini terkait dengan mortalitas atau angka kematian akibat COVID-19 pada anak. Pentingnya vaksin COVID-19 pada anak juga dapat dikaitkan dengan kerentanan anak terhadap suatu penyakit. Anak-anak dianggap memiliki bentuk penyakit yang lebih ringan daripada orang dewasa, padahal dalam kenyataannya anak-anak juga rentan terhadap infeksi COVID-19 hingga dapat menimbulkan gejala berupa flu dengan demam dan batuk (Viner dkk., 2021).

Mortalitas COVID-19 pada anak di Indonesia lebih tinggi dibandingkan kasus di negara lain yaitu sekitar 1%. Sedangkan menurut data epidemiologi, kasus COVID-19 pada anak mencapai 5% dari keseluruhan kasus di dunia (Kosmeri dkk., 2020). Data yang dimiliki Indonesia terkait kasus COVID-19 pada anak dapat dikatakan masih minim , sehingga banyak kasus yang belum terdata. Tidak menutup kemungkinan apabila fakta yang ada justru menunjukkan angka mortalitas yang lebih tinggi. Dokter Rizka Arifani, Sp. A menyampaikan bahwa di Indonesia masih belum terdapat data presentase atau prevalensi mortalitas setelah divaksin. Akan tetapi data di luar negeri telah membuktikan tingkat penurunan keparahan gejala dan mortalitas setelah vaksinasi COVID-19 pada anak. Sehingga beberapa negara di dunia menganjurkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada anak, termasuk Indonesia .

Jenis vaksin COVID-19 untuk anak yang digunakan di Indonesia yaitu CoronaVac dari perusahaan Sinovac. CoronaVac merupakan vaksin yang memanfaatkan SARS-CoV 2 inaktif dan tidak dapat menginfeksi manusia, hanya saja dapat membentuk imun untuk melawan virus corona (Tanriover dkk., 2021). Vaksin akan diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 mili. Sebelum pemberian vaksin, tenaga medis akan menanyakan riwayat alergi atau anafilaksis pada anak. Apabila terdapat riwayat alergi atau syok anafilaktik maka anak disarankan untuk menerima vaksin di rumah sakit dengan fasilitas ICU yang memadai. Apabila anak masih dalam masa pemberian imunisasi dasar wajib seperti BCG, Campak, DPT-HB-HiB, Hepatitis B, dan Polio, disarankan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 dengan jarak lebih dari 28 hari setelah imunisasi dasar wajib.

Kontraindikasi vaksin COVID pada anak sama dengan vaksin yang lain yaitu pertama, kondisi immunocompromised atau dengan reaksi alergi yang parah (Zheng dkk., 2021). Kedua, tidak sedang minum obat-obat imuunosupresan seperti pada anak dengan sindrom nefrotik, kawasaki disease, leukimia, atau lupus. Anak-anak tersebut minum obat yang dapat mengakibatkan depresi imun. Perlu diperhatikan jarak antara pemberian obat dengan waktu vaksinasi. Ketiga, anak sedang mengalami sakit berat, misalnya ketika asma kambuh, pasca kecelakaan, atau infeksi berat.

Setelah vaksinasi, biasanya anak akan mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI yang paling banyak ditemukan adalah demam, nyeri di lokasi suntikan, dan atralgia (nyeri tulang). Dokter Rizka Arifani, Sp. A merekomendasikan parasetamol sebagai obat untuk mengatasi gejala pasca vaksin. Pada anak diberikan dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali setiap 4-5 jam maksimal 5-6 kali perhari atau dosis maksimal 2 gram per hari setelah vaksin COVID. Kemudian untuk nyeri di area sekitar suntikan, dapat diatasi dengan obat antinyeri atau kompres agar anak merasa nyaman. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan gejala yang timbul setelah vaksin, karena gejala tersebut akan segera berkurang apabila ditangani dengan baik.

Hal utama yang perlu dilakukan untuk mendorong vaksinasi pada anak adalah edukasi yang baik kepada masyarakat. Edukasi dapat dimulai dari orang terdekat, misalnya dalam lingkup keluarga, tidak hanya memberikan pengertian pada anak tetapi juga kepada orang tua. Tidak ada siapapun yang dapat menjamin seorang individu untuk tidak terkena infeksi virus Corona, namun dengan vaksinasi setidaknya dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga akan mengurangi keparahan dan angka kematian akibat COVID-19. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengurangi keraguan mendatangi fasilitas penyedia vaksin untuk melakukan vaksin COVID pada anak dengan tetap mematuhi protokol 5M (Memakai masker, Mencuci tnagan, Menjaga jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi mobilitas) sebagai langkah tepat mencegah penyebaran COVID-19.

Demi mencegah dampak buruk infeksi virus corona pada kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi, perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan cita-cita anak, melakukan Vaksin COVID pada anak, Kenapa Tidak ?

Relawan TTDKBC

Penulis,

Ditya Pramudyaning Tias

Kelompok 19

DPL : dr. Adelia Handoko, M. Si

Daftar Pustaka

Kosmeri, C., E. Koumpis, S. Tsabouri, E. Siomou, dan A. Makis. 2020. Hematological manifestations of sars-cov-2 in children. Pediatric Blood Cancer. 67(12)

Mevorach, D., E. Anis, N. Cedar, M. Bromberg, E. J. Haas, E. Nadir, S. Olsha-Castell, D. Arad, T. Hasin, N. Levi, R. Asleh, O. Amir, K. Meir, D. Cohen, R. Dichtiar, D. Novick, Y. Hershkovitz, R. Dagan, I. Leitersdorf, R. Ben-Ami, I. Miskin, W. Saliba, K. Muhsen, Y. Levi, M. S. Green, L. Keinan-Boker, dan S. Alroy-Preis. 2021. Myocarditis after bnt162b2 mrna vaccine against covid-19 in israel. New England Journal of Medicine. 385(23):2140 2149.

Tanriover, M. D., H. L. Doğanay, M. Akova, H. R. G ner, A. Azap, S. Akhan, Ş. K se, F. Ş. Erdin , E. H. Akalın, . F. Tabak, H. Pulluk u, . Batum, S. Şimşek Yavuz, . Turhan, M. T. Yıldırmak, İ. K ksal, Y. Taşova, V. Korten, G. Yılmaz, M. K. elen, S. Altın, İ. elik, Y. Bayındır, İ. Karaoğlan, A. Yılmaz, A. zkul, H. G r, S. Unal, B. Kayaaslan, İ. Hasanoğlu, A. Dalkıran, . Aydos, G. ınar, İ. Akdemir-Kalkan, A. . İnkaya, M. Aydin, H. akir, J. Yıldız, . Kocabıyık, S. Arslan, B. Nallı, . Demir, S. Singil, . Ataman-Hatipoğlu, G. Tuncer-Ertem, S. Kınıklı, U. nal, B. Mete, G. Dalgan, M. Taşbakan, T. Yamazhan, B. K m rc oğlu, E. Yalnız, A. Benli, . Keskin-Sarıtaş, M. G. Ertosun, . zkan, S. Emre, S. Arıca, F. Kuş u, A. Candevir, B. Ert rk-Şengel, F. Ayvaz, F. Aksoy, . Mermutluoğlu, Y. Demir, G. G nl oğlu, S. Tural- n r, A. Kılı -Toker, E. Eren, B. Otlu, A. . Mete, K. Ko ak, H. Ateş, İ. Koca-Kalkan, dan K. Aksu. 2021. Efficacy and safety of an inactivated whole-virion sars-cov-2 vaccine (coronavac): interim results of a double-blind, randomised, placebo-controlled, phase 3 trial in turkey. Lancet (London, England). 398(10296):213 222.

Viner, R. M., O. T. Mytton, C. Bonell, G. J. Melendez-Torres, J. Ward, L. Hudson, C. Waddington, J. Thomas, S. Russell, F. Van Der Klis, A. Koirala, S. Ladhani, J. Panovska-Griffiths, N. G. Davies, R. Booy, dan R. M. Eggo. 2021. Susceptibility to sars-cov-2 infection among children and adolescents compared with adults: a systematic review and meta-analysis. JAMA Pediatrics. 175(2):143 156.

Zheng, Y. J., X. C. Wang, L. Z. Feng, Z. De Xie, Y. Jiang, G. Lu, X. W. Li, R. M. Jiang, J. K. Deng, M. Liu, B. P. Xu, Z. Wei, G. Liu, X. X. Lu, R. M. Jin, Z. S. Liu, Y. X. Shang, S. N. Shu, Y. Bai, M. Lu, G. H. Liu, W. J. Luo, Y. X. Cui, L. P. Ye, L. K. Lin, D. C. Zhao, A. D. Shen, J. B. Shao, L. J. Xiong, L. W. Gao, T. Y. Wang, Z. Y. Zhao, Y. H. Yang, dan K. L. Shen. 2021. Expert consensus on covid-19 vaccination in children. World Journal of Pediatrics. 17(5):1.

Kemkes. 2021. Vaksinasi COVID-19 Untuk Anak Usia 6-11 Tahun Dimulai 14 Desember Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211212/1938972/vaksinasi-covid-19-untuk-anak-usia-6-11-tahun-dimulai-14-desember/ [Diakses pada December 17, 2021].

Terbit tanggal 23 Januari 2022
Covid
Bagikan ke lainnya

Artikel Lainnya
  • Judul Artikel
    Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19

    2 Juli 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Kondisi Perekonomian Usaha Kesehatan di Tengah Pandemi

    25 Desember 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?

    20 Januari 2022

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember

    15 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin

    29 Juni 2021

    Baca Artikel