-
Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19
2 Juli 2021
Baca Artikel -
Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?
20 Januari 2022
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember
15 Juni 2021
Baca Artikel -
Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin
29 Juni 2021
Baca Artikel
Potret Penanggulangan Bencana di Masa Pandemi: Relawan Erupsi Gunung Semeru

Pandemi telah menjadi salah satu bentuk bencana yang masih terus berlangsung hingga detik ini. Namun, akhir-akhir ini banyak bencana alam lain yang terjadi di sekitar kita. Saat ini pandemi sudah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kegiatan dan kehidupan kita sehari-hari, dan sekarang semakin diperparah dengan terjadinya beberapa bencana kemarin membuat situasi yang kita alami, terutama para korban.
Salah satu bencana alam yang terjadi yakni Erupsi Gunung Semeru kemarin. Gunung Semeru mengalami Erupsi pada hari Senin, 4 Desember 2021, diperkirakan sekitar siang menjelang sore waktu setempat. Beberapa daerah nampak benar-benar terdampak, termasuk di Kabupaten Lumajang. Mengingat bahwa kerusakan yang diakibatkan oleh erupsi tersebut masih dalam proses pemulihan secara berkala. Sehingga walaupun sudah beberapa minggu pasca terjadinya bencana, masih banyak posko yang didirikan demi memfasilitasi para korban erupsi.
Pada tulisan ini akan melihat lebih dekat serta menyoroti tentang aktivitas di lingkungan posko pengungsian, mulai dari apa yang terjadi hingga bagaimana kehidupan berlangsung disana. Tulisan ini juga dibuat berdasarkan pengalaman dari salah satu relawan yang terlibat langsung di lokasi posko pengungsian.
Annisa Rizkyta sebagai narasumber, merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Jember. Ia menjadi relawan melalui program dari salah satu lembaga non-profit yakni Langkah Muda Indonesia. Ia terjun sebagai relawan di sebuah posko pengungsian yang terletak di Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Posko yang dimaksud lebih tepatnya bertempat di sebuah sekolah yakni SMPN 2 Pasirian.
Narasumber yang berada dibawah naungan lembaga Langkah Muda Indonesia mulai melakukan kegiatan relawan tersebut pada hari Rabu, 29 Desember 2021, dan meninggalkan posko pengungsian pada hari Senin, 3 Januari. Mengingat narasumber berada dibawah naungan program dari salah satu lembaga non-profit, tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengisi kekurangan tenaga di posko pengungsian disana. Sebab, melalui survei sebelum menjalankan program tersebut, masih terlihat dibutuhkannya relawan di bidang pengelolaan logistik, distributor logistik, hingga di bagian dapur. Narasumber beserta kelompoknya juga turut melakukan distribusi logistik ke beberapa titik atau daerah lain. Kondisi dari beberapa tempat tersebut merupakan lokasi yang masih belum membaik, namun ada pula lokasi yang sudah dalam fase pemulihan dimana rumah asli warga telah diupayakan agar dapat ditinggali kembali.
Hal pertama yang ingin disorot yakni, bagaimana seketika narasumber menyadari bahwa kondisi posko pengungsian disana tidak terlalu parah , dalam artian tidak kumuh, para pengungsi nampak tidak terlalu meratapi, dan semacamnya. Atau setidaknya sudah tidak berada pada fase yang demikian. Sebaliknya, posko tersebut dapat dikatakan sangat tertib dan terorganisir. Dibuktikan dengan bagaimana para pengungsi teratur dalam menempati setiap kelas yang ada sebagai hunian sementara. Hal baik lain mengarah pada bagaimana tercukupinya, atau bahkan dapat dikatakan melimpah akan logistik bantuan di posko tersebut. Mulai dari pakaian, makanan, hingga hampir masing-masing pengungsi mendapatkan kasur sendiri. Narasumber mengatakan bahwa logistik yang lebih dari cukup ini berasal dari bantuan pemerintah, organisasi tertentu, hingga warga sekitar yang turut membantu banyak posko pengungsian disini. Di posko pengungsian SMPN 2 Pasirian ini, para pengungsi nampak turut aktif membantu dan membersihkan lingkungan posko dan sekitarnya. Dengan kata lain dari pengungsi maupun relawan memiliki kesadaran yang tinggi akan kebersihan lingkungan mereka. Narasumber menambahkan bahwa para pengungsi juga bersikap sangat kooperatif serta mudah terkoordinasi, dan hal ini menjadi salah satu nilai unggul dalam memudahkan segala kegiatan di posko tersebut.
Salah satu hal unik lain yang terjadi di posko SMPN 2 Pasirian ini adalah bagaimana peran warga lokal, terutama anak kecil hingga remaja lokal turut berperan besar dalam upaya membantu keperluan posko pengungsi disana. Menurut narasumber, mereka sangat antusias dan bersemangat ketika membantu apapun yang dapat mereka lakukan, serta selalu datang setiap harinya. Berdasarkan yang terjadi di posko ini, narasumber mengaku belum melihat pengungsi yang jatuh sakit, selain mereka yang diumur anak-anak. Jadi, dapat dilihat bahwa kondisi di posko SMPN 2 Pasirian kemarin sudah tergolong cukup membaik. Dibuktikan dengan tidak adanya kegiatan atau keperluan yang membuat kewalahan. Sehingga sebagian dari relawan sebelumnya juga sudah menyelesaikan tugasnya serta meninggalkan posko pengungsian.
Menginjak pada aspek penerapan protokol kesehatan di posko pengungsian. Berdasarkan apa yang dilihat narasumber, para pengungsi tidak lagi terlalu memperdulikan akan protokol kesehatan maupun penyebaran virusnya. Nampaknya, di dalam kondisi seperti ini mereka lebih memilih untuk memikirkan cara agar selamat dan bertahan akibat dari erupsi yang terjadi. Sedangkan oleh para relawan maupun badan yang bertugas disana, setidaknya masih dapat menerapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin. Narasumber mengatakan bahwa prosedur yang dapat dilakukan tidaklah banyak, sebatas memakai masker, mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan semacamnya. Narasumber juga mengaku bahwa adanya pandemi beserta keterbatasan protokol yang disarankan tidak begitu menghalangi aktivitas mereka. Di samping itu, para relawan juga tidak terlalu memaksakan protokol kesehatan yang ketat kepada pengungsi di posko tersebut.
Jadi dengan tidak ketatnya protokol ini, nampaknya memberikan pengaruh positif pula kepada para korban bencana. Para warga maupun korban bencana jadi nampak tidak terlalu memikirkan pandemi dan lebih berfokus pada pemulihan bencana erupsi yang menimpa mereka. Dari segi psikologi dan mental mungkin hal ini dapat menjadi nilai lebih bagi para korban.
Hal terakhir yang ingin dibahas adalah peran media. Keaktifan media telah berperan besar dalam perkembangan penanggulangan erupsi kemarin. Selain sebagai sumber informasi terkini terkait situasi Gunung Semeru dan sekitarnya bagi publik, namun juga sebagai aspek penarik perhatian atau kepedulian publik terhadap korban yang terdampak. Narasumber pun percaya bahwa banyaknya bantuan logistik dan tenaga dari luar juga merupakan hasil dari peran media.
Dari apa yang telah banyak dibahas diatas menunjukkan bagaimana kondisi pandemi yang telah banyak membatasi kehidupan kita, bagi beberapa orang masih harus diperburuk dengan adanya bencana alam lain. Bagi para korban, kondisi yang demikian memaksa mereka untuk menomorduakan protokol kesehatan yang ada. Di satu sisi hal ini tentu memungkinkan adanya dampak negatif, seperti potensi penyebaran virus Covid-19. Namun, di sisi lain hal ini memberikan dampak positif kepada para korban, seperti lebih berfokus pada pemulihan bencana erupsi yang dialami, dan keringanan beban psikis atau pikiran bagi para korban. Di samping kewajaran tersebut, hendaknya di situasi seperti ini kita mampu saling membantu satu sama lain. Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian antar sessama merupakan salah satu protokol yang perlu kita terapkan di masa-masa sulit seperti sekarang ini.
Penulis:
Aurick Arfandi
Kelompok 6
Relawan TTDBKC Batch 2 Universitas Jember
Narasumber :
Annisa Rizkyta
Bagian dari relawan erupsi Gunung Semeru, dibawah naungan Langkah Muda Indonesia
Dosen Pembimbing Lapangan:
Edy Hariyadi, S.S., M.Si
Terbit tanggal
20 Januari 2022
Covid
Bagikan ke lainnya
Artikel Lainnya