-
Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19
2 Juli 2021
Baca Artikel -
Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?
20 Januari 2022
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember
15 Juni 2021
Baca Artikel -
Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin
29 Juni 2021
Baca Artikel
Pentingnya Tetap Berolahraga Meskipun dalam Keadaan Serba Terbatas saat Pandemi COVID-19
Beranda > Artikel > Pentingnya Tetap Berolahraga Meskipun dalam Keadaan Serba Terbatas saat Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah menjajah lebih dari satu tahun di Indonesia dan beberapa negara yang menyatakan sudah terbebas pun perlahan mulai memasuki gelombang ketiga. Negara kita tercinta ini baru saja berhasil melewati gelombang keduanya sekitar pertengahan Bulan Agustus dimana ditunjukkan dengan turunnya level PPKM yang diterapkan oleh pemerintah dan sedikitnya pasien SARS-Cov 2. Berkaca dengan negara lain yang mengalami lonjakan ketiga, kita tidak boleh lengah agar tidak mengalami hal yang sama. Pandemi ini membuat mobilitas masyarakat sangat terbatas dari kegiatan perekonomian hingga urusan pribadi seperti olahraga, padahal pandemi tidaklah alasan bagi kita untuk berhenti berolahraga karena dengan olahraga, kita bisa meningkatkan kebugaran tubuh dan akhirnya tidak mudah terserang penyakit. Maka kita perlu menyebarkan atau mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya olahraga. Menurut saya selain vaksin, gaya hidup sehat juga sangat berpengaruh dalam mencegah seseorang terjangkit infeksi.
Dengan isu mengenai olahraga di masa pandemi seperti ini, saya bertemu dengan teman saya, Muhammad Farid W M (Farid), mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember yang sangat aktif berolahraga sejak tahun 2018 hingga sekarang. Pandemi ini tidak menghalangi apa yang sudah dibangun oleh teman saya tersebut. Kita tetap bisa berolahraga di masa sekarang dengan berbagai penyesuaian dan tetap mempertimbangkan keamanan.
Sebetulnya untuk jenis olahraganya sama, hanya saja lebih menghindari kerumunan. Yang biasanya jogging saya lakukan di jogging track, karena pandemi ini akhirnya saya memutuskan untuk jogging di jalan raya yang sepi. Kata teman saya
Tidak ada persiapan yang terlalu rumit agar kita bisa berolahraga Olahraga jogging. Persiapan sih tidak ada, tetapi selalu jaga2 membawa masker. Imbuh Farid. Di akhir percakapan yang sangat singkat kami, dia menambahkan sebuah pesan untuk kita semua mengenai pentingnya olahraga, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Sangat penting. Menurut saya di era pandemi menjaga imun adalah hal yang utama agar terhindar dari infeksi virus, salah satunya dengan berolahraga Kata Farid dengan tegas.
Selain menjaga imun tubuh seperti yang dikatakan oleh Farid, berolahraga juga berdampak baik bagi kesehatan fisik dan mental. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dipimpin oleh Profesor Tim McGuine. Sebuah tim yang dipimpin oleh Profesor Tim McGuine, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Wisconsin, melakukan penelitian untuk mengidentifikasi dampak olahraga selama pandemi COVID-19 terhadap kesehatan atlet pelajar dengan cara survei online yang dilakukan pada Oktober 2020.
Para peneliti menemukan bahwa partisipasi olahraga selama pandemi COVID-19 dikaitkan dengan manfaat kesehatan mental dan fisik yang signifikan pada remaja; mereka yang kembali mengikuti olahraga pada musim gugur 2020 melaporkan gejala kecemasan dan depresi yang lebih rendah dan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi.
Prevalensi Gejala Kecemasan pada Atlet Remaja yang Melakukan atau Tidak Berolahraga di Sekolah Menengah Atas di Musim Gugur 2020
Berkaitan dengan pembatasan kegiatan masyarakat Farid memiliki pandangan Saya tetap mengikuti aturan yang ada, jika memang sedang dilaksanakan pembatasan dibutuhkan imobilisasi total maka saya berolahraga di dalam rumah. Nah, jika sudah ada kebijakan kelonggaran, saya lari di luar pada daerah atau jalanan yang sepi. Rasa-rasanya tidak enak jika diam saja di depan laptop dan tidak berkeringat, tidak baik bagi kesehatan. Tetap harus produktif, salah satunya dengan olahraga.
Namun pada sebagian negara, strategi mitigasi COVID atau PPKM jika di Indonesia untuk menghentikan penularan Severe Acute Respiratory Syndrome - Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah berdampak negatif pada kehidupan aktif. Sebagai bagian dari kebijakan tersebut, sekolah ditutup, dan olahraga sekolah menengah dibatalkan. Akibatnya, kesehatan mental dan fisik siswa terpengaruh. Kemungkinan besar mengarahkan kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan pasif dan meningkatkan prevalensi obesitas pada masa kanak-kanak dan risiko penyakit kardiometabolik. Dan hal ini bisa dicegah dengan kebiasaan olahraga yang dipaparkan Farid dengan tetap produktif di sela kuliah daring dengan berolahraga.
Prevalensi Gejala Depresi pada Atlet Remaja yang Melakukan atau Tidak Melakukan Olahraga Sekolah Menengah Atas di Musim Gugur 2020
Tidak hanya kesehatan fisik saja yang menerima dampak baik olahraga tetapi juga kesehatan mental, hal ini dibuktikan ketika saya bertanya pada Farid tentang apa yang dilakukan ketika sedang stres dengan kegiatan perkuliahan daring Pokoknya lari adalah salah satu caraku buat memulihkan semangatku buat belajar di masa-masa seperti ini, selain itu kadang suka main gitar dan jalan-jalan ke alam yang sepi dari kehidupan kota. Jawabnya
Dalam studi ini, para peneliti membandingkan data laporan diri tentang kecemasan, depresi, aktivitas fisik, dan kualitas hidup terkait kesehatan (HRQOL) untuk atlet yang berolahraga dengan dari atlet yang tidak berolahraga di Wisconsin selama musim gugur 2020. Studi ini menunjukkan bahwa atlet yang tidak bermain olahraga antar sekolah mengalami gejala kecemasan dan depresi yang jauh lebih buruk, tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, dan HRQoL yang lebih buruk dibandingkan dengan atlet yang tidak berolahraga pada musim gugur 2020.
Para peneliti menemukan bahwa atlet remaja yang berolahraga selama pandemi COVID-19 melaporkan skor kualitas hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan atlet remaja yang tidak berolahraga. Studi ini menetapkan bahwa partisipasi olahraga sekolah menengah mungkin memiliki manfaat kesehatan fisik dan mental yang signifikan bagi atlet remaja AS selama pandemi COVID-19. Para peneliti menyimpulkan bahwa memulai kembali kegiatan olahraga dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan mental dan fisik bagi remaja selama pandemi COVID-19.
Usahakan tetap berolahraga walaupun 10 menit atau sebentar saja, karena itu nanti tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental kita sekarang saja, tetapi juga untuk investasi kesehatan di masa depan dan tidak ada salahnya membangun kebiasaan baik. Tambah Farid di akhir wawancara. Jadi, masih menunggu apa lagi? Mari ambil sepatu atau alat olahraga kalian. Mari bangun kebiasaan sehat untuk investasi kehidupan senja kita.
Narasumber : Muhammad Farid Wian Mahendra
Penulis : Teguh Prastyo
Referensi :
High School Sports During the CoVID-19 Pandemic: The Impact of Sport Participation on the Health of Adolescents, Timothy McGuine, Kevin Biese, Allison Schwarz, Claudia Reardon, Scott Hetzel, M. Alison Brooks, David Bell, Andrew Watson, medRxiv 2021.02.07.21251314; doi: https://doi.org/10.1101/2021.02.07.21251314, https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2021.02.07.21251314v1
Terbit tanggal
21 Desember 2021
Covid
Bagikan ke lainnya
Artikel Lainnya