LAWAN STIGMATISASI NEGATIF PENDERITA COVID-19!
Beranda > Artikel > LAWAN STIGMATISASI NEGATIF PENDERITA COVID-19!
bg-artikle

Stigmatisasi negatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap penderita maupun penyintas Covid-19 masih menjadi salah satu hal yang harus kita berantas saat ini. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan salah seorang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember, dr. Inke Kusumastuti M. Biomed. Sp.KJ, munculnya virus baru secara tiba-tiba di tengah-tengah masyarakat merupakan penyebab dari beredarnya stigma negative tersebut. Masyarakat yang baru mengalami kejadian pandemi menjadi parno sehingga menjadi ekstra waspada. Sikap ekstra waspada ini yang kemudian menimbulkan beberapa perilaku negatif yang diberlakukan kepada para penderita Covid-19. Selain itu, stigma negatif yang dikeluarkan oleh masyarakat juga merupakan dampak dari ketidaktahuan masyarakat akan isu Covid-19. Rasa ketidaktahuan tersebut tidak diimbangi dengan pencarian fakta sehingga memunculkan berita-berita hoax yang memicu prasangka-prasangka negative.

Stigmatisasi dan perilaku negatif ini dapat merenggangkan hubungan sosial antarmasyarakat. Dampak dari adanya stigmatisasi sosial ini adalah terjadi penolakan yang berlebihan terhadap penderita Covid-19 dan keluarganya. Terdapat banyak kasus yang telah menggambarkan kejadian tersebut, contohnya satu keluarga yang sedang menderita Covid-19 diusir dari rumahnya sendiri oleh para tetangganya. Padahal, menjaga jarak dari penderita dan diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat pun sudah cukup, tidak perlu sampai mengusir penderita. Tidak hanya merenggangkan hubungan sosial, stigma negatif juga dapat menjadi penghambat bagi seseorang yang menderita Covid-19 untuk mendapatkan layanan fasilitas kesehatan. Mereka cenderung menutupi kondisi kesehatannya untuk menghindari penolakan dari masyarakat yang akan terjadi.

Di sisi lain, stigmatisasi sosial tidak hanya ditujukan untuk penderita Covid-19, namun banyak juga stigma negative yang ditujukan kepada tenaga kesehatan. Hal ini disebabkan karena tenaga kesehatan yang sehar-harinya berinteraksi langsung dengan pasien Covid-19 sehingga masyarakat menganggap bahwa tenaga kesehatan juga harus dijauhi. Pengucilan hingga berujung ancaman pengusiran dari rumah juga terjadi pada para tenaga kesehatan. Pun hingga urusan pemakaman tenaga medis juga ada yang ditolak oleh warga sekitar.

Jika ditinjau dari sisi psikologis, stigma negatif yang beredar di masyarakat akan berdampak menurunnya mental dari penderita Covid-19 dan tenaga kesehatan. Mereka yang sedang berjuang melawan Covid-19 seharusnya didukung, bukan dikucilkan dan ditolak kehadirannya di masyarakat. Menurut dr. Inke Kusumastuti M. Biomed. Sp.KJ, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah agar stigma negative tentang penderita Covid-19 tidak beredar luas. Yang pertama, kita harus pintar-pintar menyortir informasi, manakah informasi yang benar dan boleh disebarkan, dan mana yang tidak. Untuk menyebarkan informasi tersebut pun kita tidak serta merta menginformasikan saja, namun kita juga harus melihat situasi dan kondisi dari target penyebaran informasinya. Yang kedua, kita harus bisa menempatkan diri kita di posisi penderita Covid-19. Jika kita menjadi penderita, apa yang ingin kita dapatkan dari orang-orang sekitar? Jawaban tersebut adalah hal yang harus kita lakukan untuk orang lain.

Bagi penderita Covid-19 atau masyarakat yang terkena stigma negatif tersebut, dr. Inke Kusumastuti M. Biomed. Sp.KJ juga berpesan bahwa kita harus fokus meminta bantuan kepada orang-orang di sekitar kita yang dapat dipercaya. Kita tidak perlu memikirkan stigma-stigma tersebut karena hal tersebut hanya akan membuat mental kita turun. Selain itu, tidak perlu takut untuk memeriksakan diri ke layanan fasilitas kesehatan dan langsung bertanya kepada dokter maupun tenaga kesehatan yang lain apabila ada informasi mengenai Covid-19 yang belum dipahami. Bertanya langsung pada ahlinya seperti ini merupakan salah satu cara untuk membentengi diri dari berita-berita hoax.

Penulis:

Adibah Muthiah Khansa

19091010136/Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Kelompok 2 Relawan TTDKBC-19 Batch 2 Tahun 2021

Narasumber:

dr. Inke Kusumastuti M. Biomed. Sp.KJ

Dosen Pembimbing Lapangan:

Budhy Santoso, S.Sos., M.Si., Ph.D

Terbit tanggal 21 Januari 2022
Covid
Bagikan ke lainnya

Artikel Lainnya
  • Judul Artikel
    Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19

    2 Juli 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Kondisi Perekonomian Usaha Kesehatan di Tengah Pandemi

    25 Desember 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?

    20 Januari 2022

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember

    15 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin

    29 Juni 2021

    Baca Artikel