-
Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19
2 Juli 2021
Baca Artikel -
Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?
20 Januari 2022
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember
15 Juni 2021
Baca Artikel -
Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin
29 Juni 2021
Baca Artikel
Kasus Stunting pada Anak Meningkat di Masa Pandemi, Benarkah? Yuk, Simak Penjelasan Berikut Ini!
Beranda > Artikel > Kasus Stunting pada Anak Meningkat di Masa Pandemi, Benarkah? Yuk, Simak Penjelasan Berikut Ini!

Saat ini pandemi COVID-19 telah memasuki periode tahun ketiga sejak berlangsung dari awal tahun 2020. Hal ini terus terjadi di belahan wilayah dunia, tidak dipungkiri bahwa Indonesia juga terkena dampak dari pandemic COVID-19 ini. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kali peraturan mengenai pembatasan aktivitas masyarakat Indonesia. Hal tersebut pastinya juga akan berdampak pada beberapa aspek di kehidupan masyarakat. Salah satunya berdampak pada aspek kehidupan anak-anak terkait kesehatan pada anak di bawah usia lima tahun adalah risiko terjadinya stunting.
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) dalam Global Nutrition Targets 2025, stunting dianggap sebagai suatu gangguan pertumbuhan irreversibel yang sebagian besar dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi berulang selama 1000 hari pertama kehidupan. Stunting termasuk masalah malnutrisi utama di negara berkembang. Indonesia merupakan negara dengan angka stunting yang tinggi. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan stunting selama pandemi COVID-19, yaitu :
-
Penurunan pelayanan kesehatan yang komprehensif : mulai dari terhambatnya pelayanan dari posyandu karena terjadi pembatasan aktivitas akan menyebabkan sulit terdeteksinya kejadian stunting sehingga sulit untuk dicegah dan terhambat dalam pemberian edukasi.
-
Penurunan Pendapatan dan Pengeluaran serta Daya Beli : Dampak pandemi pada aspek ekonomi juga berpengaruh pada kesehatan anak-anak entah dari kebutuhan nutrisi ataupun pengobatan, karena pendapatan masyarakat pada saat pandemi cenderung mengalami penurunan. Sehingga masyarakat lebih cenderung mengurangi pengeluaran kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan kebutuhan gizi anak menjadi tidak tercukupi.
-
Fasilitas Kesehatan : Keterbatasan akses pada fasilitas kesehatan serta pendidikan kesehatan untuk anak dan dewasa juga berpengaruh terhadap kejadian stunting.
Menurut wawancara dengan dr. Muhammad Ali Shodikin, Sp.A sebagai Dokter Spesialis Anak, memang pada tahun pertama dan tahun kedua pandemi berdampak pada kasus stunting anak di Indonesia yaitu terjadi peningkatan. Namun, pada periode sekarang sudah mulai terjadi penurunan dari prevalensi kasus stunting. Hal ini juga sejalan dengan data yang diberikan Kementerian Kesehatan Indonesia berdasarkan launching hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2021, angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27.7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Hampir sebagian besar dari 34 provinsi menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2019 dan hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan pemerintah mendorong percepatan penurunan stunting di Indonesia telah memberi hasil yang cukup baik.
Walaupun saat ini terjadi penurunan dari angka kasus stunting, diharapkan masyarakat Indonesia tetap tidak abai dan melakukan pemantauan pada kesehatan anak-anak terutama pada ibu-ibu di Indonesia. Hal ini bertujuan agar generasi muda bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Penulis,
Nuriel Lailatul Mahmudah
192010101020
Kelompok 2
Relawan TTDKBC Batch 2
DPL : Budhy Santoso, S.Sos., M.Si., Ph.D
Narasumber : dr. Muhammad Ali Shodikin, Sp.A
Daftar Pustaka :
Akseer, N., G. Kandru, E. C. Keats, dan Z. A. Bhutta. 2020. COVID-19 pandemic and mitigation strategies: implications for maternal and child health and nutrition. American Journal of Clinical Nutrition. 112(2):251 256.
Kemenkes RI. (2018) Pusat Data dan Informasi Situasi Balita Pendek Stunting di Indonesia. Available at: https://www.kemkes.go.id/
Kemenkes Kesehatan RI. (2021). Penurunan Prevalensi Stunting tahun 2021 sebagai Modal Menuju Generasi Emas Indonesia 2045. Available at: https://www.kemkes.go.id/article/view/21122800001/penurunan-prevalensi-stunting-tahun-2021-sebagai-modal-menuju-generasi-emas-indonesia-2045.html
Perwiraningrum, D. A., Elisanti, A. D., Amareta, D. I., Werdiharini, A. E. (2021) Need Assessment of Stunted Children During Pandemic Covid-19 to Develop Nutrition Intervention Program in Jember District, East Java, Indonesia , Proceeding of the First International Conference on Social Science, Humanity and Public Health 2020, 514
Widiastuti, A., Winarso, S. P. (2021) Program PMT dan Grafik Pertumbuhan Balita pada Masa Pandemi Covid Jurnal Sains Kebidanan, 3(1).
Terbit tanggal
22 Januari 2022
Covid
Bagikan ke lainnya
Artikel Lainnya