-
Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19
2 Juli 2021
Baca Artikel -
Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?
20 Januari 2022
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember
15 Juni 2021
Baca Artikel -
Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin
29 Juni 2021
Baca Artikel
COVID-19 DAN KESEHATAN ORAL, APAKAH BERKAITAN?

Rabu, 29 Desember 2021
Aisyah Nourma Andini
Fakultas Keperawatan
Kelompok 32 TTDKB UNEJ 2021 Batch 2
Hampir 2 tahun semenjak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi pada bulan Maret 2020 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sampai saat ini kasus positif masih bertambah dan virus semakin bermutasi yang berpotensi terjadiya penularan virus semakin cepat. Salah satu cara untuk membentengi diri dari paparan COVID-19 adalah dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Memang, COVID-19 tidak secara langsung memengaruhi dan menimbulkan gejala klinis pada rongga mulut. Namun, adanya pandemi menyebabkan praktik dokter gigi tutup dan terjadi penundaan perawawatan gigi dan mulut sehingga kesehatan dari rongga mulut semakin rendah.
Kesehatan rongga mulut penting karena merupakan salah satu port of entry dari berbagai macam bakteri, virus yang dapat memicu timbulnya penyakit sistemik seperti diabetes, jantung dan lain-lain. Yang mana penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi dan memperparah keadaan seseorang bila terpapar COVID-19, ujar Kak Nimas, Mahasiswi Koas RSGM Universitas Jember.
Kak Nimas juga mengatakan terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa pasien yang terdiagnosa positif covid-19 keadaan rongga mulutnya terdapat banyak sariawan. Namun bisa saja keadaan tersebut merupakan manifestasi sekunder dari penyakit sistemik yang menyertai pasien.
Sariawan sendiri disebabkan oleh banyak faktor salah satunya yaitu terjadinya badai sitokin pada penderita COVID-19, dimana salah satu manifestasi klinis yang terjadi dalam rongga mulut yaitu sariawan, kata Kak Nimas.
Badai sitokin merupakan salah satu sindrom yang terjadi pada pasien COVID-19 dimana kondisi respon imun tubuh pasien berlebihan yang dipicu oleh adanya infeksi. Selain itu, Kak Nimas juga menjelaskan bahwa stress dan asupan nutrisi yang kurang dapat memicu timbulnya sariawan pada penderita COVID-19. Umumnya, penderita akan mengalami stress selama masa pengobatan yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan asupan nutrisi yang kurang akibat penurunan nafsu makan, keadaan ini menyebabkan imunitas menurun sehingga memicu timbulnya sariawan pada pasien.
COVID-19 tidak secara langsung menimbulkan gejala klinis pada keadaan rongga mulut penderita, namun bersifat multifaktorial dan saling berhubungan antara COVID-19 dengan keadaan rongga mulut pada seseorang. Oleh karena itu penting untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut terutama masa pandemic saat ini.
Rajin menyikat gigi, membersihkan lidah dan bagian rongga mulut lainnya merupakan salah satu cara utuk menjaga kesehatan mulut. Perlu diperhatikan pula alat-alat yang digunakan untuk membersihkan oral agar efektif ketika digunakan. Terutama pada seseorang yang terdiagnosis positif COVID-19. Walaupun sudah dinyatakan sembuh sangat disarankan untuk mengganti alat-alat pembersih oral seperti sikat gigi untuk menghindari terjadinya reinfeksi pada penderita dan mencegah penularan virus pada orang lain.
Salah satu penularan virus corona yaitu melalui air liur. Jika seseorang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19, sangat disarankan untuk mengganti sikat gigi ataupun alat pembersih mulut lain yang kontak langsung dengan rongga mulut. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya re-infeksi pada penderita serta menghindari penularan virus melalui alat pembersih gigi dan mulut pada orang lain, ujar Kak Nimas. Ia pun juga menghimbau untuk rutin mengganti sikat gigi minimal 3 bulan sekali agar tetap efektif untuk membersihkan gigi dan mulut.
Referensi:
Kemenkes RI. 2021. Survey Menunjuukan Kebiasaan Gosok Gigi Menurun Saat Pandemi COVID-19. https://www.kemkes.go.id/article/view/21031900002/survey-menunjukkan-kebiasaan-gosok-gigi-menurun-saat-pandemi-covid-19.html [Diakses pada 29 Desember 2021]
SINDOnews. 2021. Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut di Masa Pandemi Covid-19. https://nasional.sindonews.com/read/455646/18/pentingnya-kesehatan-gigi-dan-mulut-di-masa-pandemi-covid-19-1623683192/20 [Diakses pada 29 Desember 2021]
RSUD dr. Iskak Tulungagung. Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Masa Pandemi. https://rsud.tulungagung.go.id/pentingnya-menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut-di-masa-pandemi/ [Diakses pada 29 Desember 2021]
Terbit tanggal
29 Desember 2021
Covid
Bagikan ke lainnya
Artikel Lainnya