-
Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19
2 Juli 2021
Baca Artikel -
Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?
20 Januari 2022
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni
8 Juni 2021
Baca Artikel -
Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember
15 Juni 2021
Baca Artikel -
Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin
29 Juni 2021
Baca Artikel
Cara Mengatasi Zoom Fatigue Saat Pandemi COVID-19

Di masa pandemi Covid-19 ini, semua aktivitas pekerjaan dan pembelajaran dilakukan secara daring yang menuntut banyak orang untuk menggunakan platform komunikasi virtual. Tidak hanya itu saja, sesi pertemuan online dapat berlangsung selama berjam-jam serta mengerjakan beberapa pekerjaan dilakukan lewat internet. Hal tersebut dapat memicu fenomena yang disebut sebagai zoom fatigue.
Zoom fatigue merupakan perasaan lelah, khawatir dan jenuh akibat terlalu sering menggunakan platform komunikasi virtual. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang merasa sangat lelah tiap kali melakukan komunikasi virtual. Seseorang tersebut dapat kesulitan untuk berkonsentrasi ketika mengikuti pekerjaan, pembelajaran dan sesi pertemuan daring.
Zoom fatigue itu sebetulnya merupakan suatu kelelahan dan kejenuhan akibat penggunaan platform komunikasi virtual yang berlebihan tanpa adanya istirahat yang cukup, ungkap Sastri Ajeng Rahi Pangging, S.Gz, Minggu (19/12/2021).
Apa saja gejala yang muncul dari Zoom Fatigue?
-
Dapat berdampak pada mata
Efek terlalu lama menatap platform virtual saat melakukan kegiatan secara daring, bisa berdampak pada mata seperti pegal, mata terasa kering, iritasi, dan peradangan terasa kabur.
Kenapa otot mata kita bisa terasa pegal ? Karena pada saat kita melakukan video conference, mata kita hanya tertuju pada satu titik, terus-menerus, dan harus mempertahankan konsentrasi dalam waktu yang sangat lama. Selain itu juga dapat menyebabkan pandangan mata terasa kabur karena radiasi monitor ungkapnya.
-
Muskuloskeletal (otot dan tulang rangka)
Saat semua aktivitas pekerjaan dan pembelajaran dari rumah, terlalu lama duduk dan menatap platform virtual juga berdampak pada otot dan tulang rangka seperti dari kaku, nyeri leher, nyeri kepala, dan kesemutan jari tangan. Selain itu juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah dan kesemutan pada tungkai.
Keluhan-keluhan tersebut dapat terjadi karena posisi kerja kita yang menetap terlalu lama, ungkapnya.
Lantas, bagaimana cara mengatasi zoom fatigue?
-
Batasi Kontak Mata
Terlibat kontak mata secara intens dengan peserta rapat daring dapat menyebabkan Anda mengalami stres. Hal ini dilakukan agar ukuran wajah peserta rapat menjadi lebih kecil. Anda pun dapat membatasi kontak mata dengan mereka dan mengurangi perasaan terintimidasi. Bahkan jika memungkinkan, Anda dapat membatasi kontak mata dengan mengganti metode komunikasi dari video menjadi panggilan telepon.
-
Mengistirahatkan Mata
Selama menjalani pertemuan daring, seseorang akan melakukan interaksi tatap muka, berkomunikasi secara verbal, menjadi pendengar serta menginstruksikan dan menafsirkan bahasa tubuh secara intens. Metode yang dapat dilakukan yaitu dengan mengalihkan pandangan seseorang dari layar monitor yaitu dengan menatap objek sejauh 20 kaki (6 meter), selama 20 detik, setiap 20 menit sekali.
-
Melakukan Peregangan
Sesi video conference dapat membatasi mobilitas tubuh. Akibatnya, seseorang dapat mengalami stres. Padahal, terdapat penelitian yang menyebut bahwa mobilitas tubuh dapat membuat kesehatan pikiran menjadi lebih baik. Caranya dengan menonaktifkan mode video dan cukup mendengarkan sehingga dapat bebas melakukan peregangan dan aktivitas fisik lainnya seperti berolahraga ringan selama beberapa saat.
-
Mengonsumsi makanan sehat
Mengonsumsi makanan sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita dan menjauhkan dari penyakit. Kemunculan penyakit serius pada seseorang biasanya disebabkan oleh pola makan yang buruk. Pola makan yang baik dapat meningkatkan semua kualitas dalam aspek kehidupan. Mulai dari fungsi otak hingga kinerja fisik. Makanan mempengaruhi semua sel dan organ-organ tubuh.
Narasumber: Sastri Ajeng Rahi Pangging, S.Gz
Penulis : Ernanda Kusuma Widanaryanti
Terbit tanggal
21 Desember 2021
Covid
Bagikan ke lainnya
Artikel Lainnya