Pandemi COVID-19 sudah 2 tahun melanda dunia. Banyak perubahan yang terjadi akibat dampak dari pandemi ini. Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV2 ini selain menyebabkan penyakit pernapasan pada manusia juga menyebabkan perubahan berbagai sektor di Indonesia bahkan dunia. Mulai dari sektor kesehatan tentunya, sektor ekonomi, sosial, pendidikan, perhubungan, pariwisata dan masih banyak lagi. Kesemua sektor saling berkaitan dan menjadi masalah yang kompleks. Sebagai contoh banyak pekerja yang kena PHK dari tempat kerjanya, pada sektor pariwisata yaitu menurunnya kunjungan wisatawan yang menjadikan perekonomian lokal daerah pariwisata tersebut menjadi ikut terpuruk, pendidikan yang sekarang beralih menjadi online sehingga para siswa minim interaksi sosial secara langsung dengan teman-temannya. Perubahan yang begitu cepat dan mendadak ini menjadikan banyak orang kaget dan memerlukan adaptasi ke kebiasaan baru. Hal ini juga menyebabkan kecemasan berlebih pada banyak orang. Terlebih dengan adanya varian baru dari virus ini.

Menurut Akhmad Rizal Eko Maulana, S. Kep, kecemasan dalam ilmu keperawatan itu termasuk gangguan rasa aman dan nyaman yang terdiri dari 4 faktor, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan, faktor fisik yaitu berasal dari internal diri, ketika sesorang cemas atau khawatir dirinya akan sakit fisik atau khawatir tertular suatu penyakit seperti batuk, pilek, dsb. Cemas sendiri merupakan bagian dari faktor psikologis. Faktor psikologis ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu ketika seseorang takut atau parno karena adanya berita yang beredar di luaran atau dia mengetahui sendiri teman atau kerabatnya telah mengalami COVID-19. Sedangkan faktor sosial yaitu yang berasal dari intern rumah seperti di keluarga, desa, RT, RW, kota. Faktor sosial juga termasuk di dalamnya adalah faktor ekonomi seseorang. Faktor lingkungan yaitu dari faktor rumah seperti pencahayaan, hygiene, dan fasilitas . Keempat faktor tersebut saling terkait satu sama lain sehingga terjadilah rasa cemas khususnya di masa pandemi seperti ini.

Sedangkan untuk menanggulangi rasa cemas tersebut menurut Akhmad Rizal Eko Maulana, S. Kep, yaitu dengan usaha, doa dan tawakal. Usaha diantaranya yaitu dengan selalu mentaati protokol kesehatan, mengurangi mobilitas, melakukan vaksinasi, mengatur pola makan dengan bisa ditambah minum vitamin atau suplemen, jamu atau empon-empon, menjaga pola tidur, pola olahraga dengan baik. Setelah berusaha maka tidak lupa disertai dengan doa. Lalu harus selalu bertawakal juga berpikir positif, sebagai umat muslim, kita harus berserah diri kepada Allah dan husnudzon billah atau berpikir positif terhadap ketentuan Allah , lanjutnya.

Diharapkan dengan cara-cara tersebut bisa mengurangi rasa cemas berlebih di masa pandemi. Juga tidak lupa dengan selalu menerapkan protokol kesehatan sehingga pandemi ini bisa cepat berakhir dan dunia kembali pulih seperti sediakala sehingga kita bisa beraktivitas kembali seperti sebelum adanya pandemi. Diharapkan kita harus selalu tetap waspada namun tidak perlu takut berlebihan.

Narasumber: Akhmad Rizal Eko Maulana, S. Kep

Penulis: Annisa Alkhairiyah

Kelompok 33 - Relawan TTDKBC COVID-19 Universitas Jember 2021 Batch 2