Berolahraga di Masa Pandemi, Sehat atau Malah Tidak Selamat?
Beranda > Artikel > Berolahraga di Masa Pandemi, Sehat atau Malah Tidak Selamat?
bg-artikle

Beberapa saat yang lalu warga Indonesia dihebohkan dengan cluster COVID-19 yang melibatkan perkumpulan senam di Jawa Timur. Tidak hanya itu, seorang pria di Jakarta juga diberitakan meninggal saat bersepeda, dan diklaim disebabkan oleh masker yang dikenakan. Lantas, haruskah kita berolahraga saat pandemi?

Aktivitas fisik yang terstruktur dengan tujuan pengembangan jasmani dan kesehatan dapat disebut sebagai latihan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyebut latihan sebagai olahraga. Aktivitas fisik sendiri telah terbukti terasosiasi dengan perbaikan fungsi fisik, mental, kognisi, dan peningkatan kualitas hidup secara umum. Aktivitas ini terutama mampu menurunkan risiko penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, stroke.

Dalam wawancara bersama dr. Bayu Aji Mayogya Putra, Sp.KFR yang tengah menggeluti bidang Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di RSUD Mardi Waluyo, beliau menegaskan bahwa latihan fisik sangat diperlukan saat pandemi. Faktanya, sebelum pandemi pun, masyarakat dunia masih belum memenuhi rekomendasi aktivitas fisik sesuai dengan pedoman dari berbagai organisasi kesehatan internasional. Jadi, berolahraga tentu saja sangat diperlukan di masa pandemi, karena terbukti memberikan banyak manfaat.

Dalam penjelasannya, dr. Bayu menyatakan bahwa rekomendasi olahraga terbaik saat pandemi adalah latihan aerobik. Latihan aerobik maksudnya adalah latihan yang dalam aktivitasnya membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Berdasarkan pedoman WHO, rekomendasi aktivitas fisik dibagi dalam beberapa kelompok umur, sehingga frekuensi, intensitasnya, dan durasinya akan berbeda-beda. Menurut WHO (2010), untuk kelompok usia dewasa (18-64 tahun) latihan aerobik berintensitas moderat perlu dilakukan selama 150 menit per minggu. Alokasi waktu ini bisa diaplikasikan secara variatif, contohnya dilakukan selama 30 menit dalam 5 hari setiap minggunya.

Meski begitu, melakukan latihan tentunya tidak bisa semerta-merta disamakan dengan saat sebelum pandemi. Perhatian ekstra perlu diberikan untuk usia lanjut dan pemilik penyakit bawaan. Dalam berolahraga, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan, termasuk menggunakan Alat Pelindung diri (APD). CDC menyarankan penggunaan masker saat olahraga secara benar, yakni menutup hidung dan mulut, dan konsisten. Baru-baru ini muncul juga penelitian mengenai teknik double protection yang menunjukkan bahwa pemakaian 1 masker surgical ditambah 1 masker kain, mampu memberikan efektivitas yang lebih baik. Namun, tidak dapat dipungkiri, semakin ketat kerapatan lapisan masker, maka akan terasa tidak nyaman untuk bernafas.

Untuk orang sehat, menggunakan masker saat aktivitas fisik tidak berbahaya. Akan tetapi, perlu diperhatikan untuk pasien yang memiliki penyakit jantung dan paru, seperti asma dan PPOK. Pasien diharap berkonsultasi dengan dokter terkait dengan aktivitas fisik yang aman dilakukan. Saat berolahraga, disarankan membawa masker cadangan. Hal ini dikarenakan masker yang dipakai harus diganti saat basah akibat berkeringat. Selain APD, menjaga jarak di ruang latihan terutama di antrian pintu masuk, ruangan indoor, maupun di kolam juga sangat penting. Semakin tinggi intensitas olahraganya, jarak antar orang juga harus semakin jauh. Hal ini dikarenakan frekuensi nafas akan meningkat seiring dengan bertambahnya intensitas. Memang, lebih baik untuk berolahraga di outdoor, menghindari fasilitas yang digunakan bersama seperti kamar mandi umum, loker, dan peralatan bersama. Jika terpaksa, maka harus disterilkan misalnya dengan wipes atau dengan sanitizer spray. Terkhusus untuk pasien yang memiliki penyakit bawaan, disarankan berolahraga sendiri di dalam ruangan yang ventilasinya baik, untuk menghindari kontak fisik dengan orang lain.

Jadi bagaimana? Sudah tahu kan bagaimana berolahraga yang aman saat pandemi? Berolahraga jelas memberikan sumbangsih bagi kekebalan tubuh dan masih banyak manfaat lain bagi kesehatan. Berolahraga yang benar, sehatkan raga, selamatkan jiwa!

Penulis,

Natasya Febrilia Yulianti

Kelompok V

Relawan TDKB COVID-19 Batch 1

DPL: dr. Adelia Handoko, M.Si

Terbit tanggal 4 Juli 2021
Covid
Bagikan ke lainnya

Artikel Lainnya
  • Judul Artikel
    Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19

    2 Juli 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Kondisi Perekonomian Usaha Kesehatan di Tengah Pandemi

    25 Desember 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?

    20 Januari 2022

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember

    15 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin

    29 Juni 2021

    Baca Artikel