Di tengah Pandemi Covid-19, pasien dengan komorbid diduga mengalami gejala yang lebih parah apabila terinfeksi Covid-19. Penyakit komorbid yang diderita masyarakat beragam dan salah satu contohnya adalah penyakit gagal ginjal kronis. Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) menjadi masalah besar di dunia dimana menyebabkan fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik.

Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19. Hal tersebut terjadi karena pasien dengan gagal ginjal kronis termasuk ke dalam golongan pasien imunosupresan. Pasien gagal ginjal kronis sudah menderita penyakit tersebut dalam kurun waktu cukup lama dengan terus mengonsumsi obat-obatan, melakukan hemodialisis, dan memiliki kadar ureum yang tinggi sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menjadi rentan terinfeksi Covid-19. Ketika penderita gagal ginjal terinfeksi Covid-19, outcomenya akan bervariasi bergantung pada stadium gagal ginjal yang dialami pasien. Akan tetapi, sebagian besar pasien akan memiliki outcome yang buruk seperti mengalami badai sitokin dan angka mortalitasnya juga akan semakin meningkat.

Melihat kondisi tersebut, penderita gagal ginjal kronis perlu waspada dalam mengahadapi Pandemi Covid-19. Kewaspadaan ini tidak hanya untuk penderitanya saja melainkan juga orang di sekitarnya yang ikut andil dalam mencegah penularan Covid-19 karena semua ini tidak terlepas pada fakta bahwa penderita gagal ginjal kronis lebih berisiko tertular Covid-19 dan memiliki outcome yang buruk. Selama pandemi pengobatan gagal ginjal kronis harus tetap dilakukan, jika ditunda akan lebih berbahaya bagi pasien karena kesehatan dan daya tahan tubuh semakin menurun sehingga risiko terinfeksi Covid-19 meningkat. Banyak masyarakat yang tidak mau datang ke rumah sakit karena takut dicovidkan dan akhirnya beberapa pasien gagal ginjal kronis tidak melakukan cuci darah selama berbulan-bulan akibatnya kondisi semakin memburuk. Hal tersebut yang perlu digarisbawahi bahwa pasien gagal ginjal kronis harus terus melakukan pengobatan ke rumah sakit dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah melakukan vaksinasi Covid-19. Banyak beredar kabar bahwa pasien dengan komorbid tidak boleh melakukan vaksinasi. Hal tersebut merupakan informasi yang salah karena pasien dengan komorbid harusnya menjadi prioritas untuk dilakukan vaksinasi melihat tingkat morbiditas dan mortalitas mereka lebih tinggi ketika terinfeksi Covid-19. Pemberian vaksin pada pasien gagal ginjal kronis menjadi suatu prioritas dengan catatan kondisi pasien stabil tanpa keluhan dan mendapatkan rekomendasi dari dokter yang merawatnya.

Ketika penderita gagal ginjal kronik terinfeksi Covid-19 tidak ada pengobatan khusus yang diberikan. Pasien dianjurkan untuk mendapat perawatan di rumah sakit supaya kondisi kesehatannya lebih mudah dievaluasi dan dapat dilakukan penanganan dengan cepat apabila terjadi kondisi-kondisi kritis yang membahayakan nyawa pasien. Sedangkan untuk pengobatan gagal ginjal terus dilakukan baik cuci darah dan obat-obatan lain karena tidak termasuk dalam kontraindikasi bagi seseorang yang terinfeksi Covid-19. Cuci darah dapat dilakukan pada ruangan khusus Covid-19 dimana ruangan tersebut tidak ada pasien lain sehingga tidak menimbulkan penularan Covid-19 pada pasien gagal ginjal lain.

Penulis:

Inggil Noor Maulidiyah

Kelompok 35

Relawan TTDBKC Batch 2 Universitas Jember

Narasumber :

dr. Bethari Abi Safitri

Dosen Pembimbing Lapangan:

Dr. Candra Bumi, dr., M.Si