Apa yang Dilakukan Peternak di Masa Pandemi COVID?
Beranda > Artikel > Apa yang Dilakukan Peternak di Masa Pandemi COVID?
bg-artikle

Kebutuhan manusia atas konsumsi hewani mengalami peningkatan tiap waktunya, mengingat jenis kebutuhan yang semakin beragam dan jumlah penduduk yang juga makin bertambah. Tidak seperti pada masa praaksara, tepatnya pada food gathering, dimana populasi manusia yang masih sedikit dan memungkinkan terjadinya persaingan untuk mendapatkan kebutuhan hewani melalui perburuan (Astiti, 2018). Perlu adanya suatu usaha untuk menyediakan kebutuhan hewani oleh individu atau kelompok tertentu. Maka, terwujudlah usaha penyelenggaraan peternakan sebagai salah satu upaya ketahanan pangan bagi suatu negara (UU No. 41, 2014). Peternakan didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemeliharaan atau pembudidayaan hewan ternak dengan tujuan mendapatkan manfaat baik ekonomi maupun non-ekonomi (Juariah, 2013). Jenis dari hewan yang dapat diternakkan juga beragam, seperti sapi, kambing, kerbau, kuda, unggas, dan lain sebagainya.

Peternakan merupakan salah satu subsektor dalam sektor pertanian yang berperan sebagai penghasil pangan hewani yang dibutuhkan masyarakat dalam pemenuhan gizi. Indonesia merupakan wilayah tropis yang memiliki beragam jenis komoditas peternakan yang dapat dibudidayakan dan dikembangkan, mulai dari ruminansia besar, ruminansia kecil, hingga unggas. Keragaman komoditas peternakan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bisnis yang dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk menghasilkan pendapatan atau keuntungan serta dipilih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan (Hermen, 2020).

Pada awal Maret 2019, terdapat wabah virus yang menyerang dunia, yaitu virus COVID-19 yang memberikan dampak bagi keseluruhan sektor dalam kehidupan manusia, salah satunya bisnis peternakan. Kondisi bisnis peternakan sebelum adanya pandemi COVID-19 dari sisi jaringan rantai pasoknya, berjalan lancar. Rantai pasok yang lancar, mendukung ketersediaan bahan pakan bagi ternak sehingga dapat terdistribusikan dengan baik serta melancarkan pula proses distribusi produk kepada konsumen. Aspek penting pada bisnis peternakan adalah ketersediaan pakan dan lahan. Ketersediaan pakan menjadi aspek penting dalam bisnis peternakan yang bersifat komersial. Sebelum pandemi, ketersediaan pakan terjaga karena distribusi pakan yang lancar. Sesudah pandemi ketersediaan pakan ternak masih terjaga dengan baik namun mengalami dampak pada distribusi pakan (Tiesnamurti, 2020).

Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai permasalahan dalam industri peternakan, seperti pada perekonomian domestik. Dampak tersebut berupa penurunan konsumsi dan daya beli, penurunan kinerja perusahaan, serta ancaman sektor perbankan dan keuangan. COVID-19 pada aspek konsumsi dan daya beli menyebabkan pengurangan jumlah tenaga kerja dan penurunan pendapatan (Pakpahan, 2020).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2020), disebutkan bahwa jumlah orang miskin bertambah sebanyak 1,16 juta jiwa dan jumlah pengangguran meningkat sebanyak 2,29%. Berdasarkan data tersebut, maka usaha peternakan dalam jangka panjang diprediksi ikut mengalami kerugian, meliputi penurunan produktivitas usaha, pengurangan jumlah tenaga kerja di sektor peternakan hingga pemberhentian kegiatan bisnis peternakan.

Kebijakan PSBB menyebabkan adanya pembatasan aktivitas masyarakat dan akses transportasi, yang berdampak pada terjadinya penurunan konsumsi dan jumlah produk yang dibeli oleh masyarakat. Pembatasan akses transportasi menghambat ruang gerak pelaku peternakan dalam distribusi hasil ternak antar kota, sehingga terjadi gangguan rantai pasokan atau supply chain management. Gangguan rantai pasokan menyebabkan ketimpangan antara supply dan demand. Tingginya supply produk sedangkan demand turun diikuti jatuhnya harga daging yang tidak terkendali (Armelia, 2020).

Selain dampak langsung, ada pula dampak tidak langsung COVID-19 kepada para peternak. Salah satu contohnya adalah pada peternak ayam broiler. Dampak tidak langsung COVID-19 terhadap usaha peternakan broiler meliputi: perusahaan mengeluarkan tambahan biaya pemusnahan Day Old Chick (DOC), biaya pencegahan, biaya kompensasi, biaya pengawasan lalu lintas, penurunan pendapatan tenaga kerja, gangguan industri kemitraan dan kehilangan peluang pasar. Ancaman wabah COVID-19 secara spesifik yaitu kegagalan pencapaian target pertumbuhan populasi ternak, penurunan produksi daging dan produktivitas tenaga kerja, terciptanya externalities atau biaya yang harus ditanggung peternak akibat dampak negatif dalam aktivitas ekonomi (Armelia, 2020)

Dr. Ir. Hidayat Bambang Setyawan, MM, merupakan seorang peternak sekaligus seorang koordinator program studi peternakan di Universitas Jember, beliau juga merupakan alumni lulusan S3 bidang ilmu ternak riset kambing dan domba. Saat ini beliau telah memiliki kandang dan usaha domba, serta kambing dwiguna (daging dan perah). Kandang beliau terletak tidak jauh dari Universitas Jember kampus Bondowoso, bukan hanya untuk usaha beliau menjadikan kandang domba dan kambing sebagai tempat mahasiswa peternakan untuk belajar.

Menurut Dr. Ir. Hidayat dalam wawancaranya pada Kamis, 03 Juni 2021, untuk para peternak tentunya pada masa pandemi COVID-19 saat ini memiliki hambatan bahkan menimbulkan banyak kerugian dalam pekerjaannya. Beliau memiliki tips agar usaha peternakan tetap lancar dan juga mampu meminimalisir kerugian. tipsnya yaitu pertama dan yang paling penting kita harus menyimpan pakan hewan ternak kita dari hijauan rumput ataupun daun-daun agar dapat dijadikan silase sehingga bisa digunakan lagi pada saat musim kemarau. Kedua yaitu kita harus membuat pakan fermentasi dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita dengan menggunakan bantuan larutan tetes (molase) dan EM4 supaya nilai gizinya dapat meningkat. Yang ketiga yaitu kita sebagai peternak harus dapat mengurangi penggunaan konsentrat dengan pakan hijauan yang lebih murah. Itu saja tips penting dari saya yang biasanya saya terapkan pada peternakan saya di masa pandemi COVID-19 saat diwawancarai melalui media zoom pada hari Kamis, 03 juni 2021.

Menurut beliau, masa pandemi memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap peternakan secara umum, baik ternak ruminansia dan unggas. Dalam menghadapi masalah ini beliau memiliki strategi sendiri untuk mengatasinya yaitu dengan cara mengurangi pakan konsentrat yang memiliki harga mahal, menambahkan pakan hijauan yang memiliki harga lebih murah serta melakukan pengaturan pemberian pakan pagi dan siang diberi pakan hijauan sedangkan pada sore hari diberikan pakan konsentrat atau pakan kering.

Penulis,

Dinda Ardika Putri

Kelompok AI

Relawan TDKB

DPL dr. Sheilla Rachmania, M.Biotek

Daftar Pustaka:

Armelia, V. dkk. (2020). Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 Terhadap Usaha Peternakan Broiler di Indonesia. Purwokerto: Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, 27 Juni 2020, ISBN: 978-602-52203-2-6.

Astiti, N. M. (2018). Pengantar Ilmu Peternakan. Denpasar: Penerbit Universitas Warmadewa.

Badan Pusat Statistik. 2020. Berita Resmi Statistik: Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi.

Harmen. 2020. Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Ketersediaan Pakan Ternak di Sumatera Barat. Jurnal Pembangunan Nagari, 5(2) : 130 147.

Juariah, E. (2013). Dasar-Dasar Peternakan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian.

Pakpahan, A. K. 2020. COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional hal: 1-6.

Tiesnamurti, B. 2020. Prospek Peternakan di Era New Normal Baru Pasca Cobid 19 Pemanfaatan Suvberdaya Genetik Ternal sebagai Pennyedia Pangan Hewani. Prosiding Seminar Teknologi dan Agribisnis Peternakan VII, 1 40.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Terbit tanggal 4 Juli 2021
Covid
Bagikan ke lainnya

Artikel Lainnya
  • Judul Artikel
    Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19

    2 Juli 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Kondisi Perekonomian Usaha Kesehatan di Tengah Pandemi

    25 Desember 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?

    20 Januari 2022

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember

    15 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin

    29 Juni 2021

    Baca Artikel