Anxiety dan Pandemi Covid-19 dan Bagaiamana Pencegahanya?
Beranda > Artikel > Anxiety dan Pandemi Covid-19 dan Bagaiamana Pencegahanya?
bg-artikle

Rabu, 12 Desember 2021. Pandemi Covid-19 telah melanda berbagai dunia hampir 2 tahun lebih lamanya. Penyebaran virus yang begitu cepat menyebabkan banyak jutaan masyarakat Indonesia yang kian rentan terkena dampaknya. Semakin lama, tampaknya mutasi yang dihasilkan dari virus SARS-Cov 2 juga semakin banyak. Beberapa varian mutasi yang kian muncul dan masuk di Indonesia diantaranya, virus Delta dan juga Omicron. Selama pandemi ini berlangsung banyak sekali dampak negative yang dirasakan oleh masyarakat. Misalnya, harus membiasakan diri untuk melakukan aktivitas sehari-hari hanya dari daring. Selain itu, tampaknya anxiety atau kecemasan juga kian banyak dirasakan oleh masyarakat. Bagaimana tidak? Semakin banyaknya isu atau berita yang disebarluaskan di media social maupun media elektronik menjadikan warga waspada terhadap kasus COVID-19 yang tidak kunjung berhenti ini. Bagi sebagian orang, waspada ini menjadi salah satu upaya untuk menghindari virus tersebut. Namun, juga banyak diantara mereka yang tidak bisa mengendalikan dirinya setelah menerima informasi itu dan berujung pada timbulnya kecemasan berlebih atau yang dikenal dengan anxiety.

Anxiety disorder ini sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan takut yang berlebihan yang terjadi pada seseorang dan dapat menganggu aktivitas atau kegiatan sehari-harinya. Penyebab dari timbulnya anxiety disorder ini bisa berkaitan dengan hormone yang dihasilkan oleh otak atau juga bisa disebabkan oleh hal lain yang tidak bisa dideskripsikan dengan jelas. Untuk bisa mengenalinya, ada beberapa gejala yang biasa dialami oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan ini seperti bertambahnya debaran jantung, meningkatnya tekanan darah, bertambahnya tarikan nafas, berkeringat, dan sesak nafas. Ada pula gejala yang berkaitan dengan psikologis misalnya hilangnya nafsu makan, tidak mampu berpikir secara logis, dan tidak dapat mengatur diri.

Bila dikaitkan dengan pandemi Covid-19, ada beberapa penyebab munculnya kecemasan misalnya dikarenakan sosialisasi yang terbatas, pengaruh lingkungan, media dan minimnya budaya hidup bersih, juga arus informasi yang deras dari media cetak maupun media elektronik sangat mempengaruhi kondisi psikososial seseorang. Dampak informasi mengenai Covid19, menimbulkan dampak positif maupun negatif, dalam situasi pandemi ini memang wajib mengikuti informasi sebagi upaya untuk tetap waspada. Akan tetapi, apabila informasi terus menerus akan berdampak pada kesehatan mental yang dapat memicu cemas, stres, panik dan rasa takut. Selain itu pemberitaan mengenai meningkatnya jumlah penderita Covid-19, dapat berdampak serius timbulnya perasaan tertekan, stres, dan kecemasan di kalangan masyarakat, karena pemberitaan tentang Covid-19 yang masif akan disimpan dalam memori seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.

Pandemi Covid-19 memang melahirkan kecemasan warga, jika tidak ditangani secara serius, maka kecemasan dapat menyebabkan gangguan mental dan kejiwaan bagi seseorang seperti stres dan depresi. Rasa cemas, khawatir serta stres sering dialami banyak orang dalam menghadapi pandemi Covid-19, yang penyebarannya semakin merebak di berbagai negara bisa menurunkan imunitas tubuh, sementara yang dibutuhkan untuk menangkal Covid-19 adalah kekebalan tubuh yang baik. Banyak cara untuk mengurangi stres dan kecemasan selama pandemi Covid-19, salah satunya dengan menjaring informasi yang ada di media social. Menurut Natasya F. mahasiswa Sarjana Kedokteran langkah penting untuk menekan kecemasan dan stres adalah memfilter bacaan maupun tontonan, mengumpulkan informasi yang akurat supaya dapat membantu dalam mengambil tindakan pencegahan melalui sumber yang dapat dipercaya, seperti WHO, Center for Disease Control (CDC) dan Kementerian Kesehatan RI. Sedangkan menurut Andri (Manggala, 2020) cara menghilangkan kecemasan yang disebabkan covid-19 antara lain: (1) Berolah raga rutin di rumah, dapat menjaga daya tahan tubuh tetap optimal, menjaga kestabilan mental dan kesehatan fisik; (2) Menulis jurnal harian; (3) Membaca buku; (4) Melakukan hobbi; (5) Kurangi merokok; (6) Memilih dan membatasi informasi. Kecemasan perlu dikelola agar tidak mengganggu produktivitas dan kinerja seseorang, menurut (Rochmawati, 2020), ada beberapa cara pencegahan kecemasan antara lain: (1) Bertanya pada diri sendiri dan mengenali kepribadian diri; (2) Menghindari paparan-paparan yang memicu kecemasan, dan menjaga jarak dari informasi; (3) Melakukan hobi yang menyenangkan, berolah raga, dan tetap memenuhi gizi seimbang.

Penulis:

Siti Faizatul Aliyah-192010101035

Relawan TTDKBC batch 2 kelompok 9

Dosen Pembina Lapangan: Yudi Aris Sulistiyo, M.Si

NIP 198809242014041001

Narasumber: Natasya Febrilianti S.Ked

Terbit tanggal 12 Januari 2022
Covid
Bagikan ke lainnya

Artikel Lainnya
  • Judul Artikel
    Pembaruan Sistem Pelayanan pada UPT Perpustakaan UNEJ di Era Pandemi Covid-19

    2 Juli 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Kondisi Perekonomian Usaha Kesehatan di Tengah Pandemi

    25 Desember 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Selama Pandemi Antibiotik dan Pengobatan Rumahan Bisa Membunuh Virus Corona ?

    20 Januari 2022

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB Covid-19 Lakukan Visitasi Rutin di RSGM Universitas Jember

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Visitasi Gedung CDAST oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 dalam Upaya Pemutusan Rantai Virus COVID-19

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Lakukan Visitasi di Gedung Biro Akademik Kemahasiswaan dan Alumni

    8 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun 2021 Lakukan Visitasi Rutin di Fakultas Hukum Universitas Jember

    15 Juni 2021

    Baca Artikel
  • Judul Artikel
    Cek Kelengkapan Protokol Kesehatan Agrotechno Park Universitas Jember, Relawan Tim TDKB COVID-19 UNEJ Lakukan Visitasi Rutin

    29 Juni 2021

    Baca Artikel